Kuliah Arsitektur di Sapienza University of Rome

Roma disebut ‘Urbs Aeterna’ dalam Bahasa Latin yang artinya ‘Eternal City’ atau ‘Kota Abadi’, salah satu kota di dunia yang well-preserved. Colosseo, Foro Romano, dan Pantheon adalah beberapa dari sekian banyak keindahan peninggalan zaman Romawi kuno berusia lebih dari 2000 tahun yang dapat disaksikan hingga saat ini.

Roma adalah tempat yang tepat untuk belajar arsitektur, seni, dan budaya. Nah, Silmi merupakan salah satu pelajar Indonesia yang melanjutkan studi Program Master di kota ini. Pada tahun 2018, Silmi bersama suaminya yang kebetulan diterima bersama di kampus dan jurusan yang sama memperoleh kesempatan belajar Master Arsitektur Konservasi di Sapienza University of Rome.

Jika sobat KP penasaran dengan nama universitas di mana Silmi melanjutkan studi, cobalah untuk mengetik dalam pencarian Google tentang Sapienza University of Rome. Kampus ini termasuk 15 besar tertua di dunia karena dibangun pada tahun 1303 oleh Paus Bonifasius VIII dan sekarang pun termasuk ke dalam peringkat universitas internasional atas kategori kinerja terbaik.

Bertanya soal perbedaan antara kuliah arsitektur di Italia dan Indonesia, atas dasar pengalamannya, Silmi memaparkan bahwa belajar di Sapienza merupakan pengalaman belajar arsitektur yang sangat menyenangkan. Materi dan obyek yang diberikan di kelas dapat ditemui langsung pada historic center di kota ini.

__“Roma seperti open museum, segala objek di kota ini adalah artefak bersejarah“.

Selain itu, belajar di sini lebih menekankan pemahaman pada mahasiswanya, dengan adanya banyak pengalaman kuliah lapangan dan juga workshop. Mahasiswa diberikan pilihan tentang kapan kesiapanmya untuk mengikuti ujian dan apabila tidak puas dengan nilai yang diperoleh, mereka diizinkan untuk mengulang hingga benar-benar paham dan mendapatkan nilai maksimal. Para dosen pun sangat suportif sehingga hal ini dapat menstimulasi antusiasme siswa di dalam kelas.

__“Kelas yang diikuti adalah International Class, hampir semua mahasiswa adalah pelajar di luar Italia, seperti little UNESCO”,

Berbeda dengan saat di Indonesia, yang lebih menuntut untuk mendapatkan nilai bagus dan demi mendapatkan gelar akademis. Pendekatan seperti ini seolah-olah memberi tekanan pada mahasiwa alih-alih memahami subyek akademis.

Masih tentang kuliah arsitektur di Sapienza, ‘Studio Konservasi’ adalah salah satu mata kuliah yang paling esensial selama belajar arsitektur konservasi. Tidak akan luput dari belajar sejarah dan classicism architecture (arsitektur klasik), melakukan riset, hingga mendesain. Belajar di jurusan ini tidak hanya tentang sejarah arsitektur (zaman Romawi kuno/Roman Antiquity hingga Barroque), tapi juga belajar arsitektur kontemporer, yang tentu saja based-nya adalah history.

Sebelum belajar di Sapienza, dulu sempat berpikir bahwa belajar sejarah atau arsitektur klasik terdengar membosankan. Tapi ternyata di sini pendekatannya lain, jadi melihat perspektif yang lebih luas. Apalagi dengan banyak bertukar pikiran dan mendapat dapat dukungan positif dari rekan-rekan sekelas . Classicism adalah akar dari modern architecture. Kaidah arsitektur modern pun tak luput dari classicism. Bahkan arsitek berpengaruh di dunia, Le Corbusier, yang menjadi salah satu pioneer arsitektur modern pun dengan sengaja melakukan perjalanan di Roma untuk belajar tentang arsitektur klasik.

Konservasi Cagar Budaya di Italia dan Indonesia.

Hampir semua kota di Eropa, khususnya Italia, mempunyai Historic Center dan cagar budaya yang terawat dengan baik. Bangunan seperti palazzo dan apartemen yang sudah berusia ratusan tahun juga direkualifikasi sehingga masih difungsikan dan layak huni. Mereka melakukan upaya konservasi dari generasi ke generasi sehingga bisa bertahan hingga saat ini.

Perihal cagar budaya di Indonesia, belum semuanya menjadi perhatian pemerintah dan masih banyak yang terbengkalai. Tidak hanya candi – candi, konservasi juga termasuk berbagai rumah tradisional suku-suku di Indonesia, istana-istana zaman kejayaan kerajaan Islam, bangunan peninggalan kolonial Belanda, museum, dan bangunan lainnya yang mengambil peran dalam sejarah Indonesia. Bisa dibayangkan banyak sekali kekayaan cagar budaya yang bisa kita nikmati jika terkonservasi dengan baik.

__“Intinya melakukan konservasi itu untuk mempertahankan dan menambah nilai dari warisan budaya nenek moyang kita hingga bisa dinikmati anak cucu kita kelak”.

Tourism di Roma

Roma adalah salah satu surga bagi pecinta wisata sejarah, arsitektur, dan seni. Karya seni dan arsitektur di zaman Roman Antiquity, Medieval, Renaissance, dan Baroque hingga arsitektur kontemporer, bisa dinikmati di Ibukota Italia ini. Kalau pernah dengar arsitek, seniman patung juga pelukis seperti Michaelangelo, Leonardo Da Vinci, Rafaelo, Bernini, dan Borromini, karya mereka tersebar di segala penjuru kota ini. Hingga arsitek-arsitek kontemporer Francesco Cellini, Zaha Hadid, Richard Meier, Odile Le Dec, Renzo Piano juga memberi warna yang lebih baru di kota ini.

Menikmati kota Roma seluruhnya tidak cukup 2-3 hari bagi wisatawan. Tempat wisata seperti Colosseo, Foro Romano, Trevi Fountain, Spanish Steps dan Pantheon merupakan tempat yang kerap rama dikunjungi mereka. Belum lagi tempat belanja seperti di Via Dei Condotti dan Via Del Corso.

Tapi sebenarnya Roma tidak hanya tempat-tempat di atas. Masih banyak cagar budaya seperti Thermal Bath of Caracalla, Appia Antica, Ostia, atau palazzo-palazzo yang menyimpan karya seni dan benda sejarah. Ada lebih dari 2500 Nasoni (air mancur ) tersebar di seluruh Roma, di mana air dari nasoni ini bisa langsung diminum. Taman-taman di kota ini juga menyenangkan untuk dikunjungi. Melihat kota Roma saat senja dari atas Gianicollo, Pincio atau Giardino Degli Aranci bisa jadi pilhan juga. Acara seasonal seperti Christmas Market di Piazza Navona saat musim dingin dan Summer Festival di sepanjang Sungai Tiber saat musim panas juga selalu menarik bagi wisatawan.

__“Hampir tiga tahun tinggal di Roma, belum khatam mengunjungi semua tempat sejarah di sini. Kalau di tanya tempat wisata yang overatted atau underatted di Roma susah jawabnya. Bagi saya ngga fair kalau kita bilang overrated atau underrated. Bisa dibilang semua tempat wisata di Roma (dan seluruh dunia) punya karakter dan value sendiri. Mereka adalah karya seni seniman yang hebat pada zamannya”.

Suka duka tinggal di Roma, Italia.

Sebagai pelajar yang hidup merantau di negara orang, pasti ada suka dan dukanya.

__“Tinggal di Roma seperti traveling setiap hari, ingin jalan dan menjelajah terus ke setiap sudut kotanya. Atau hanya duduk di sudut jalan, ambil foto, sembari sketsa sudah sangat menyenangkan. Sangat bersyukur punya kesempatan belajar dan tinggal di salah satu kota yang paling cantik di dunia”.

Setiap pagi mencium aroma kopi dan cornetto dari bar dan mudah menemukan kedai gelato di mana-mana. Budaya sepak bola untuk warganya juga sangat kental. Kotanya ini bisa di bilang livable dan pemerintah kotanya juga suportif untuk warganya.

__“Like and dislike is just a mindset. Struggle iya, tapi setiap masalah pasti ada solusi”

Nah sobat KP, cerita dari Silmi sangatlah menarik dan menginspirasi. Terlebih seputar pengalamannya belajar arsitektur dan tinggal di Roma. Jadi, setelah membaca kisah ini, apakah sobat KP jadi tertarik untuk berkuliah arsitektur di Roma?

Narasumber: @silmosilmi https://instagram.com/silmosilmi?utm_medium=copy_link

1 thought on “Kuliah Arsitektur di Sapienza University of Rome

  1. Riadul Janah MPd says:

    Semoga pengalaman Silmi menginspirasi banyak orang,atau barkallah…..aku bangga thdmu say….

Comments are closed.