Menikmati Program Erasmus+ ala Ahmed Stevan

Memiliki kehidupan seimbang antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi merupakan cita-cita semua orang. Terlebih ketika masih muda; dapat menikmati hidup, melancong ke penjuru bumi dan tentunya memiliki prestasi yang didambakan mayoritas kaum terpelajar. Salah satu prestasi yang dimaksud adalah menjadi penerima beasiswa terkemuka. Sederet beasiswa terkemuka mungkin sudah tak asing di telinga Sobat KP, dan mungkin nama beasiswa Erasmus pun sudah sedikit banyak Sobat KP ketahui. Kali ini, Mba Min akan berbagi sedikit cerita tentang seseorang yang berprestasi namun tetap dapat menikmati hidupnya dengan melancong. Simak cerita berikut!

Pelancong bernama Ahmad Stevan, atau yang akrab dipanggil Stevan, merupakan anak muda asal Tangerang yang merupakan penerima beasiswa Erasmus. Pada tahun 2019, Ia bersama empat temannya merupakan penerima beasiswa terpilih yang berangkat ke Eropa dari sekian banyak teman sejurusannya yang mendaftar. Saat itu, Ia ditempatkan di Latvia untuk program musim dingin. Asumsinya, program pada saat musim dingin memang program yang cocok untuk dipilih untuk para pelajar yang ingin belajar dan sekaligus liburan di Eropa. Sayang, di awal 2020, pandemi menyerang dan rencana liburan di bulan Maret gagal. Namun, pada akhirnya, Ia berhasil merealisasikan impiannya tersebut dan tentunya dengan melakukan protokol kesehatan yang berlaku. 

Saat ini, Stevan tinggal di Konya, kota yang berada di bagian selatan Turki yang dahulu disebut Ikonium. Kesibukannya sekarang adalah kuliah dan mengajar bahasa Turki di lembaga pembelajaran bahasa Turki di Tangerang, dan juga sedang menyambi kerja di KBRI Ankara. Saat tinggal di Turki, jiwa melancong muncul seiring berjalannya waktu. 

Sebelum tinggal di Turki, Stevan bukan tipikal orang yang menyukai melancong. Ia cenderung memilih berdiam diri di rumah untuk membabat habis waktu luangnya. Namun, setelah mengembara ke berbagai negara, Ia menemukan esensi dari melancong. “Melancong itu keluar dari zona nyaman. Dari melancong, banyak hal yang dapat kamu temukan dan belum kamu rasakan sebelumnya. Apalagi melancong sendirian, pasti kamu akan pergi ke suatu tempat antah berantah dan mungkin gak kenal siapapun di tempat itu. Modalnya cuma berani dan pede aja untuk kenalan sama orang asing,” ujar pria berusia 23 tahun tersebut. Ia juga berkata, dari melancong tersebut, Ia belajar rasanya menjadi minoritas dan belajar menghormati orang-orang sekitar, juga membuka wawasan baru terhadap hal yang belum Ia ketahui sebelumnya. 

Pengalaman favorit Stevan selama melancong adalah ketika mengunjungi Amsterdam dan North Holland. Alasannya, karena Ia menemukan ketenangan dalam indahnya alam yang terbentang di kedua pelupuk matanya. Selain itu, saat di Amsterdam, terdapat acara Netherland Backpay. Netherland Backpay merupakan acara bagi para penduduk Belanda yang memiliki darah Indonesia, lahir di Indonesia namun tidak bisa tinggal di Indonesia karena dianggap sebagai penjajah. Uniknya, mereka berwajah Indonesia namun tidak bisa berbahasa Indonesia. Di acara tersebut, mereka menyanyikan lagu-lagu Indonesia sembari mengenang orangtua mereka. Stevan sangat menikmati acara tersebut, terlihat dari saat dia turut menyanyi sembari menyantap kerupuk di tengah-tengah acara.  

Netherland Backpay dan Kerupuk Stevan

Stevan dan Teman Barunya di Netherland Backpay

Akibat pandemi, mobolitas Stevan untuk melancong pun berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut, Stevan memilih bersosialisasi secara daring bersama kawan-kawannya. Selain kawan-kawannya, Ia juga melakukan sesi tukar pikiran dengan komunitas yang diembannya. Ia pun tak jarang mengadakan tur virtual di Instagram dan di Zoom. Karena Stevan sangat menyukai videografi, Stevan tak jarang menghabiskan waktunya untuk menonton video visual efek untuk mendalami hobinya tersebut. Hasil pembelajarannya tersebut kemudian diaplikasikan pada hobinya yang lain; mengedit konten yang kemudian akan dipublikasikan di YouTube. Sungguh bertalenta ya!

Kincir Angin di North Holland

Potret Ahmed Stevan di North Holland

Stevan memiliki beberapa saran untuk para pelancong yang sekiranya akan melancong ke negri orang : Pertama, lakukan riset terkait tempat yang akan dikunjungi, entah terkait tata krama kepada penduduk lokal, penipuan yang biasa terjadi di tempat tertentu, anggaran dana yang dibutuhkan saat berpergian, akomodasi, transportasi dan lain sebagainya. Ia juga menyarankan untuk menentukan ke mana, jam berapa, dan apa yang akan dilakukan selama perjalanan guna memanfaatkan waktu dengan baik serta mempersiapkan rencana perjalanan agar rencana berjalan secara terarah guna menghindari menghabiskan waktu di jalan. Kemudian, terkait fotografi, Stevan menyarankan untuk mengambil foto sebaik mungkin dan sebanyak mungkin karena mungkin pengalaman tidak akan terulang dua kali. Ia juga menyarankan untuk mencari inspirasi dari foto orang lain untuk menjadikan foto tersebut estetik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mencari kata kunci di Instagram dan Pinterest, kemudian dicocokan dengan sudut foto yang diinginkan. Terakhir, Ia menyarankan untuk tinggal di rumah warga lokal untuk bisa lebih merasakan atmosfer asli penduduknya dan mengetahui budaya yang mereka miliki.  

Satu ucapan dari Stevan untuk teman-teman yang masih ragu untuk melancong:

“Kita hidup di dunia yang sangat indah dan luas dengan umur yang singkat. 
Maukah umurmu dihabiskan begitu aja tanpa melihat dunia yang indah di luar sana?”

Siap melancong saat pandemi usai?

Foto: Ahmed Stevan
Penulis: Meutia Rini Zahra