Kuliah S2 di Warszawa Sambil Travelling Keliling Eropa

Iseng apply beasiswa ke Poland tepatnya Warszawa Anca Ricardo lolos dan berangkat pada oktober 2018. Awal mula Anca apply beasiswa ke United Kingdom, semua sudah dipersiapkan namun karena keadaan yang tidak memungkinkan ia akhirnya ke Warsawa Poland. 

Anca berangkat dari jurusan Bahasa Inggris S1 Universitas di Mataram  Nusa Tenggara Barat,  Awalnya ia apply untuk jurusan linguistik namun sudah full, akhirnya ia ditawarkan untuk mengambil Manajemen Pariwisata cukup lama pertimbangannya, Anca memutuskan melanjutkan S2 dengan jurusan Manajemen Pariwisata di Warszawa Poland.

Jurusan manajemen pariwisata berarti bisa travelling dong?

Ketika ditanya seperti itu Anca menjawab bahwa Manajemen Pariwisata berbeda dengan Hospitality yang teknis terjun langsung ke lapangan, manajemen pariwisata lebih berfokus kepada kebijakan seperti ketika ada tour and travel Anca menjadi seorang konseptor yang menyusun Itinerary. Spesialis dari manajemen pariwisata strategic and planning lebih ke konsultan pariwisata.

Culture Shock dan Weather Shock selama di Warszawa

Anca awalnya tidak pernah tau Warsawa itu dimana, karena Anca football lovers ia tahu Levan Doskin pemain Munchen berasal dari Polandia, dia tau Polandia hanya karena itu. Ia melakukan mini riset tentang Poland, nyatanya Poland memang tujuan baru mahasiswa termasuk Uni Eropa dan kampusnya pantas untuk diperhitungkan, ada namanya integrate Uni Eropa jadi banyak program unggulan disana.

Anca sampai di Warszawa pada akhir oktober, dua hari menempuh perjalanan dan sempat transit di Amsterdam, ia datang saat sedang pergantian musim. Karena Warsawa bagian dari Eropa Tengah berdekatan dengan Rusia suhu nya jauh lebih dingin tidak seperti Eropa Barat, Jadi ketika sampai ia langsung terkena pilek. 

Karena Anca sendiri sudah mempelajari cross culture understanding, ketika merasakan langsung ia merasa memang benar-benar beda, seperti penduduk Warsawa cenderung memiliki sikap dingin berbeda dengan Eropa Barat yang dimana mereka masih suka bertegur sapa. 

Budaya yang ia pelajari ketika di Polandia adalah penduduk Polandia selalu salam sapa menggunakan bahasa mereka seperti saat Anca bertemu dengan penduduk sana mereka salam sapa seperti “dzien dobry” atau dalam bahasa “halo”. Seiring berjalannya waktu Anca memiliki banyak pengalaman hidup yang berkesan saat di Warszawa yang membuatnya “Something I will never forget”.

Warszawa termasuk kota yang aman serta tempat wisata menarik

Walaupun letaknya di ibukota, warsawa termasuk kota yang aman. Karena Anca sendiri tidak pernah memiliki pengalaman diskriminatif, namun perlu diwaspadai ketika pulang tengah malam sendirian karena banyak orang mabuk ada yang suka mengganggu ada yang tidak itu saja yang harus dihindari, namun seperti pencurian dan kriminal Warszawa kota yang aman.

Anca sendiri pernah memiliki pengalaman ketiduran di bis sampai pemberhentian terakhir dan supir bis tersebut membangunkannya. Ada lagi pengalaman saat ia pergi naik bis untuk ke toko daging halal, handphone nya ketinggalan di dalam bis selama 2 hari, namun ternyata handphone nya sudah diamankan dan ia di email bahwa handphonenya bisa diambil ditempat tersebut. 

Jadi Warszawa memiliki website khusus pelaporan barang hilang, kalau ditemukan bisa hubungi nomor yang tertera hal tersebut membuktikan bahwa Warszawa memang kota yang aman.

Anca mengatakan banyak tempat wisata di Warszawa yang menjadi bucket list orang – orang, yang pertama ada Villano Village tempat istana Poland pada jaman kerajaan. Stadion Narodowy merupakan Stadion Nasional Warszawa, stadion ini pernah digunakan untuk ajang kejuaraan Eropa UEFA 2012 dan pertandingan final liga Eropa UEFA 2015. 

Lazienki park dan ada Palace of Culture and Science bangunan sejarah yang diwariskan oleh Rusia pada perang dunia kedua, karena sejarah pada perang kedua Warszawa hancur lebur dan sempat hilang dari peta sehingga kota tuanya dibangun ulang karena antara Warszawa dan Krakow menjadi perebutan saat jaman Hitler.

Ngomongin soal travelling

Anca sendiri travel addict suka sekali menjelajah tempat baru, baginya travelling menjadi salah satu moodboster yang ampuh saat ia bosan. Ia punya cara sendiri bagaimana membagi waktu apalagi saat ia mendapatkan kesempatan berkuliah di Eropa hanya dengan waktu kurang lebih 2 tahun membuat dirinya sibuk kuliah dan sibuk juga travelling.

Kesempatan emas ini tidak mungkin Anca sia-siakan begitu saja, Ia tentunya memiliki perencanaan yang matang agar bisa travelling murah dan bonus mengunjungi banyak tempat. 

Perencanaan yang ia lakukan sebelum travelling ke 5 negara dengan hampir 10 kota, ia memesan tiket serta membuat itinerary dari Februari dan berangkat pada bulan Juni sehingga ia dapat tiket dengan harga lebih murah. 

Bergabung di PPI Eropa memberikan keuntungan baginya, jadi ketika travelling ia jadi memiliki teman seperti Kamar Pelajar tinggal di kamar teman diberbagai negara jadi tidak harus selalu sewa hotel.

Anca juga memiliki beberapa tips untuk travelling yang utama adalah masalah harga tiket dan menyisihkan uang untuk jajan harus pintar baca situasi, dirinya sendiri saat kesetiap negara harus menyicipi makanan khas mereka karena menurutnya itu lebih penting ketimbang membeli souvenir. Lalu karena dirinya juga sambil kuliah ia tidak pernah menunda mengerjakan tugas karena ia ingin travelling secepatnya.

Eropa setiap musim ada liburnya, misalnya saat Christmas libur panjang dan memasuki winter break sebelum musim salju, jadi seminggu sebelumnya Anca pergi ke negara yang ikonik dengan salju. Lalu saat musim gugur dan semi memiliki libur seminggu sehingga ia harus menggunakan waktunya untuk keluar tidak boleh hanya berdiam diri dikamarnya.

Libur Nasional pada sabtu minggu pun ia habiskan untuk pergi ke suatu negara, jadi setiap hari libur yang dimiliki selalu ia gunakan untuk mengunjungi beberapa negara dan kota di Eropa.

Pengalaman Anca mengunjungi setiap negara

Anca tidak menyarankan untuk solo travelling ke Spanyol karena ia sendiri memiliki pengalaman yang tidak mengenakkan, berangkat ke Spanyol berdua dengan teman, Anca kehilangan tas nya di depan Stadion Santiago ia mengatakan pencuri disana benar-benar pintar, karena dirinya tidak merasakan sedang dicopet dan hanya saat nengok kebelakang tas nya sudah hilang. 

Tips dari Anca ketika ke Spanyol jangan membawa uang tunai yang banyak, lebih aman menggunakan kartu dan bawa uang koin secukupnya karena pencuri disana mengincar turis yang membawa uang tunai.

Terlepas dari pengalaman yang tidak mengenakan tersebut, Anca paling jatuh cinta dengan makanan Spanyol karena masih Indonesian taste. 

Tips dari Anca ketika ke Spanyol jangan membawa uang tunai yang banyak, lebih aman menggunakan kartu dan bawa uang koin secukupnya karena pencuri disana mengincar turis yang membawa uang tunai.

Terlepas dari pengalaman yang tidak mengenakan tersebut, Anca paling jatuh cinta dengan makanan Spanyol karena masih Indonesian taste. 

Kroasia bagi Anca belum banyak dikenal orang padahal Kroasia memiliki pemandangan yang sangat cantik, kalau sobat KP nonton Game of Thrones Kroasia merupakan tempat syutingnya. Kroasia memiliki King’s Landing semacam kota ditengah laut dengan bangunan kastil yang mengelilingnya. 

Anca memberi saran jika pergi ke Swiss dari Italy jangan naik pesawat lebih baik naik kendaraan darat karena disepanjangan perjalanan akan disuguhkan Mounblank pegunungan yang sangat cantik, lalu kalau berangkat dari Paris akan melewatkan terowongan Lady Diana.

Genova salah satu kota kecil di Italy yang sejarahnya memiliki gelato tertua, Anca sendiri lebih suka mengunjungi kota – kota kecil yang ikonik karena menurutnya lebih menarik dan ada kesan tersendiri. 

Negara terakhir sebelum pulang ke Indonesia Anca mengunjungi Turki, Turki negara yang aman lalu juga moeslim country sehingga orang – orang disana lebih sering salam dan saling menghargai. Makanannya termasuk murah dan pemandangan pertengahan timur Eropa yang sangat cantik.

Belum bisa keliling Indonesia jadi keliling Eropa aja, Kenapa?

Anca bercerita dulu dirinya sempat lolos dalam kegiatan Kemenpora (Kegiatan Pemuda dan Olahraga) nusantara, dibawah naungan Kemenpora ia mendapatkan zona 2 mewakili NTB (Nusa Tenggara Barat) tahun 2017. 

Zona 2 semacam napak tilas ke berbagai kota di Indonesia, ia dapat kesempatan mengelilingi Indonesia bagian timur dari Merauke kemudian Raja Ampat sampai balik ke Jakarta.

Total 100 kota program Kemenpora dalam 3 bulan, ia delegasi NTB namun bertempatan dengan yudisiumnya.

 Ia S1 5 tahun karena pernah mengikuti program pertukaran antar negara membuat wisudanya tertunda, lalu disaat tahun terakhirnya ia lolos program Kemenpora namun disisi lain ia harus mengikuti yudisium kampusnya karena tidak bisa ditunda, perasaan gelisah dan galau menghantui Anca karena dia merasa program tersebut sayang untuk dilewatkan sempat terpuruk karena ia sudah sudah siap untuk berangkat. 

Akhirnya ia dengan berat hati memutuskan untuk mengundurkan diri dari program Kemenpora, “mungkin belum rezeki aku keliling Indonesia makanya pas ke Eropa aku harus keliling Eropa gamau kehilangan hal tersebut lagi” Ucap Anca.

Gimana sobat KP seru bukan cerita dari ka Anca?udah tertarik belom nih kuliah sambil travelling? Tapi jangan lupa pesan kamar nya di kamar pelajar xixixi.