Budapest: Kota Tua Pengikat para Pelancong

Annisa Ridhatul yang akrab dipanggil Nisa menempuh studi S2 dengan jurusan hubungan internasional dan telah lulus di pertengahan tahun 2021 lalu. Nisa menempuh studinya di Corvinus University of Budapest, Hungaria selama 2 tahun dan telah kembali ke tanah air. Kesibukannya setelah lulus adalah mengembangkan karirnya, yaitu menjadi asisten dosen di Universitas Brawijaya, yang merupakan kampus Nisa saat menempuh S1. 

Sumber: Instagram pribadi @annisa_ridhatul.k

Awalnya Nisa tidak mengetahui informasi tentang beasiswa ke Hungaria, tepatnya di kota Budapest. Namun Nisa dengan penuh semangat dan penasarannya mencari segala informasi dan mendapatkan beasiswa di Hungaria, negara yang terletak di jantung Eropa. Kota Budapest dijuluki sebagai Mutiara Danube ini langsung membuat Nisa jatuh cinta dari pandangan pertamanya. Budapest memiliki bangunan-bangunan yang bersejarah dan klasik dengan campuran arsitektur romawi dan ottoman. 

Selain itu, Buda Castle dan Sungai Danube memiliki keindahannya tersendiri. Tidak bisa digambarkan dengan kata-kata seberapa indahnya tempat ini, apalagi saat berjalan santai bersama kerabat di malam hari di sebelah Sungai Danube. Terangnya lampu di sungai ini dan pemandangan yang cantik menghangatkan dinginnya malam hari. 

Untuk para pelajar yang penat dengan kehidupan studinya, mereka bisa melepas penatnya dengan pergi ke sisi Buda (barat) untuk melihat pemandangan yang hijau saat musim semi dengan udara yang sejuk dekat parlemen. Ada juga yang pergi ke sisi Pest (timur) untuk meluangkan waktu senggangnya bersama kerabat maupun keluarga untuk menikmati damainya suasana di Sungai Danube. Margaret Island dan taman-taman di sekitar kota juga bisa menjadi pilihan untuk para turis maupun lokal untuk bersantai. Tidak memerlukan banyak biaya untuk bisa jalan-jalan di alam dengan pemandangan yang seindah Nisa gambarkan itu.

Danube River, Будапешт: лучшие советы перед посещением - Tripadvisor

Sumber: https://www.tripadvisor.ru/Attraction_Review-g274887-d298971-Reviews-Danube_River-Budapest_Central_Hungary.html

Jalan-jalan di dalam negara Hungaria tidaklah susah dan tidak memakan banyak biaya, begitupun juga jalan-jalan ke negara tetangga karena mobilitasnya yang mudah. Saat Nisa duduk di semester pertamanya, Nisa jalan-jalan ke negara Cheko, Austria dan Slovakia bersama temannya. Saat duduk di semester 2, Nisa pergi jalan-jalan ke Jerman dan setelah pandemi langsung ke Barcelona dan Portugal untuk memanfaatkan hari-hari liburnya.

Momen yang tidak bisa Nisa lupakan saat jalan-jalan adalah saat di Roma. Supir taksi di Roma sempat menipu Nisa dengan mengatakan bahwa tidak ada bis dan pilihannya hanya menggunakan taksi. Saat Nisa sudah bayar taksinya, supir tersebut berbohong dan mengatakan bahwa uangnya kurang dan Nisa di turunkan di tempat awal ia naik taksi. Tidak lama kemudian Nisa melihat ada bis dan ia langsung sadar bahwa supir itu menipu dirinya. Saran dari Nisa saat jalan-jalan sendiri adalah untuk berhati-hati dan selalu melihat keadaan sekitar agar nyaman dan aman sampai tujuan.

Budapest terletak di posisi yang menguntungkan untuk para wisatawan jalan-jalan, begitupun juga dengan warganya yang bersifat individual dan tidak banyak berkomentar dengan keberadaan seseorang, khususnya untuk para musliman yang merupakan minoritas. Meskipun warga setempat lebih fokus dengan kegiatannya masing-masing, tetapi mereka sangat welcome dan juga sangat ringan tangan saat Nisa maupun orang asing lainnya meminta pertolongan.

Meskipun muslim merupakan minoritas, tetapi kota ini merupakan pusat bisnis dan ekonomi para musliman dari Pakistan dan Turki. Kota ini sangat nyaman, karena ada toko-toko yang berbasis halal dan masjid yang tergolong tidak sedikit. Warga lokal juga tidak asing dengan kultur muslim, yaitu wanitanya yang memakai hijab. Perbedaan kultur sempat menjadi perbincangan Nisa dengan keluarganya, ditambah adanya isu-isu yang tidak mengenakan di tahun 2014-2016. Namun Nisa melihat banyak mahasiswa di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Hungaria yang berhijab dan Nisa optimis dengan perbedaan kultur ini.

Ketika Nisa sampai di Budapest, ia dan temannya kesusahan karena koper mereka cukup berat dan besar. Kemudian ada satu anak lelaki menghampiri mereka dan bertanya “Can I help you?”, kemudian ia melihat ke arah ibunya. Ibunya seketika tersenyum dengan lebar dan mengangguk setuju dengan anaknya. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa mereka mendidik anak-anaknya dengan hebat dan memiliki sikap toleransi antar agama dan ras yang tinggi.

            Kini Nisa sudah kembali ke tanah air dan menikah dengan pasangan hidupnya. Semua cerita manis dan pahit yang dialami Nisa adalah suatu kesempatan yang berharga yang tak akan bisa diulang untuk kedua kalinya. Pesan dari Nisa untuk para pelajar dan khususnya pembaca setia Kamar Pelajar adalah untuk fokus belajar dan jangan lupa untuk memanfaatkan waktu senggangnya dengan berjalan-jalan. Bukan hanya itu saja, belajar kultur baru, melihat sejarah, menjalin relasi dengan cara berkumpul bersama teman-teman dan mengikuti perhimpunan pelajar juga penting karena banyak keuntungan yang kita dapatkan dalam jangka waktu yang panjang. 

            Yuk kita mulai perjalanan yang menyenangkan, aman dan tentunya hemat nyaman tambah teman bersama Kamar Pelajar. Bisa langsung cek Instagram kami @KamarPelajar atau www.kamarpelajar.id