Kuliah di NYC: Pola Pertemanan Orang Indonesia Vs Orang Amerika

“Mau sampai kapan di zona nyaman terus. Kita hidup cuma sekali dan selama kita hidup itu kita perlu keluar dari zona nyaman kita dan berinteraksilah dengan banyak orang.”

 

Hai, Sobat KP!

Kalian pasti sudah tahu kan bagaimana kerennya salah satu kota terpadat sekaligus pusat wilayah metropolitan yang terletak di Amerika Serikat ini?

Ya, kota New York. Kota ini terkenal sebagai pusat tempat berkumpulnya banyak orang dari seluruh penjuru negeri dengan berbagai macam tipe, bahasa, budaya, makanan dan sebagainya. Semua ada di kota New York ini.

Namun, bagaimana sih ciri khas warga lokal di kota New York ini terutama pada pola pertemanannya?

Nah, sebelum masuk ke pembahasan topik kali ini. Kita kenalan dulu yuk sama salah satu warga Indonesia yang telah lama berada di kota New York ini.

Namanya Maryam Qonita, yang akrab disapa Maryam. Maryam adalah lulusan dari New York University jurusan psikologi. Selain itu, beliau juga merupakan seorang content creator yang aktif membuat konten di akun instagram-nya. 

 

Dari sekian banyak negara, mengapa akhirnya memutuskan pergi ke NYC?

 

Ada beberapa alasan mengapa Maryam memutuskan untuk pergi ke salah satu kota yang sangat besar di Amerika Serikat ini. 

Selain karena New York University tersebut menawarkan jurusan yang diinginkan oleh kak Maryam, beliau merasa bahwa kota New York ini adalah salah satu tempat melting pot terbaik. Melting pot ini adalah istilah metafora untuk masyarakat heterogen yang semakin homogen atau artinya melebur menjadi satu, di mana biasanya istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan asimilasi imigran di Amerika Serikat.

Maryam sangat senang jika bertemu dengan banyak berbagai macam orang dari berbagai macam latar belakang—tipe, bahasa, budaya dan lain-lain, karena beliau dapat saling berbagi pengalaman, mengetahui atau mendiskusikan tentang budaya, makanan, bahkan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Alasan selanjutnya yaitu beliau senang untuk menghadiri konferensi internasional di berbagai negara. Selain itu, beliau juga ingin sekali mendapatkan kesempatan pengalaman untuk magang di United Nations. Namun sayangnya, pada waktu itu sedang tinggi-tingginya kasus pandemi yang akhirnya membuat pendaftaran internship di United Nations ditutup.

 

Bagaimana sih perbedaan karakter antara warga Amerika dan warga Indonesia?

 

Pada sejak tahun 2016, yang itu adalah waktu pertama kalinya Maryam pergi keluar negeri di mana yaitu ke kota New York dan akhirnya tinggal disana dari tahun 2019 hingga tahun 2021. Beliau merangkum berbagai persamaan dan juga perbedaan antara bagaimana karakter warga lokal Amerika dan juga warga Indonesia, khususnya pada pola pertemanannya.

Persamaannya yaitu saling menghargai dan menghormati budaya yang berbeda.

Kemudian kita masuk ke pembahasan bagaimana sih karakter orang Amerika mulai dari individunya hingga bagaimana cara mereka berteman berdasarkan pengalaman Maryam.

Berbeda dengan orang Indonesia yang terbiasa komunal atau selalu bersama-sama, orang Amerika tentunya terkenal sangat menjunjung tinggi individualisme dan memiliki sikap kepercayaan yang tinggi terhadap dirinya sendiri.

Mereka sangat menjunjung tinggi akan personal success. Mereka biasanya cenderung terlihat ramah, sopan dan baik dari luar, tapi sebenarnya cukup sulit didekati. Hal itu dikarenakan mereka gak ingin over commit pada seseorang dan mereka memiliki personal space-nya sendiri.

Yang biasanya pada orang Indonesia jika kita meminjam sesuatu kepada orang lain itu adalah hal yang biasa dan normal. Namun, pada orang Amerika jika mereka meminjam sesuatu ke siapapun, mereka akan menganggap diri mereka sendiri tidak bisa mandiri.

 

Bagaimana pola pertemanan pada orang Amerika?

 

Orang Amerika cenderung mengkategorisasikan pertemanannya. Entah itu teman kerja, teman dari lingkup keluarga, food buddies, ataupun travel buddies.

Mereka tidak akan menyangkut pautkan antara itu semua karena masing-masing berbeda kategori. Contohnya, Maryam sendiri memiliki salah satu kolega kerja dan jika mereka berkomunikasi ya hanya membahas tentang pekerjaan, tidak ada yang lain diluar pekerjaan.

“Pertemanannya itu beda-beda kedalamannya dan juga bentuk komitmennya,” ucap Maryam.

Maka dari itu jika kita sudah mengetahui bagaimana sifat orang Amerika yang seperti itu lebih baik tidak usah diambil hati atau merasa memiliki kesalahan, dan lain-lain.

Karena sebenarnya mereka juga tertarik sama kita, tetapi mereka juga beranggapan bahwa kita juga sulit didekati. Mungkin karena perbedaan budayanya, perbedaan bagaimana sudut pandang mereka melihat kehidupan seperti itu.

 

Apa kita bisa menemukan satu orang saja yang bisa dijadikan tempat bercerita berbagai macam hal?

 

Bisa, tapi cukup sulit. Namu, bukan berarti bisa dibilang kamu tidak bisa membangun deep connection sama orang Amerika. Satu hal yang terpenting yaitu kamu harus bisa berempati sama mereka, coba genuinely tertarik dengan budaya mereka, dan lihat bagaimana dunia dilihat sama mereka.

Kamu bisa coba cari kesamaan secara umum seperti suka dengan salah satu tokoh dunia, politik atau hobi, dan lain-lain. Lalu coba bertanya banyak hal seperti kenapa kok suka tokoh A? Kenapa gak pilih tokoh B? Kenapa memilih menjadi seorang sosialis? 

Dengan cara seperti itu, akan membuat orang Amerika tersebut menjadi lebih terbuka dengan kita karena dari diri kita udah menyebutkan hal yang sama diantara keduanya. Berbagilah cerita tentang kesamaan satu sama lain dan lebih mencoba memahami daripada kita ingin langsung dipahami oleh mereka.

Intinya, cobalah untuk berbagi cerita sesuatu hal yang sama-sama disukai dan fokuslah dengan kesamaan tersebut, cobalah untuk memahami mereka, pahamilah bagaimana dari sudut pandang mereka melihat dunia dengan pengalaman dan budaya yang berbeda, saling menghargai dan rendah hati, dan juga jangan terlalu merasa budaya kita lebih superior daripada mereka.

 

Ada gak sih tips & tricks untuk cara berteman dengan warga lokal Amerika bagi kita yang menjadi pendatang baru di sana?

 

Pertama-tama, bertemulah dahulu dengan orang Indonesia dulu atau orang dari negara yang sama dengan kita. Karena mereka dapat membantu dan memudahkan kita untuk beradaptasi dengan cepat. Mereka pun dapat memberitahu kita tentang etika yang tak tertulis di Amerika yang kita tidak tahu bahwa ternyata itu sangat dijunjung di sana. Contohnya seperti memberi tip ke restoran.

Nah, jika sobat KP bingung bagaimana sih cara menemui orang yang senegara dengan kamu. Kamu bisa dengan mudah mencarinya di Instagram, atau kamu juga bisa mencarinya di Facebook community yang berisikan kumpulan orang Indonesia di Amerika.

Jika kamu sudah menemui orang Amerika yang sudah jadi teman kampus maupun kantor dan tertarik ingin berteman dengannya, coba saja bilang “Let’s get some coffee!,” atau “Let’s get lunch!.” Nanti mereka juga akan antusias meresponnya.

Namun, jika mereka mengiyakan tapi ternyata tidak datang dan mereka ga memenuhi janjinya itu, kamu tidak perlu terlalu diambil hati karena memang orang Amerika itu tidak mau over commit pada seseorang. Sabar saja, nanti juga ada saatnya kita bisa bertemu dengan orang yang tertarik sama kita juga.

 

Ada gak sih pengalaman-pengalaman yang tidak terlupakan dengan orang Amerika?

 

Menurut pengalaman Maryam, tidak ada pengalaman buruk yang selama berada di sana. Karena beliau sendiri sudah berekspektasi bahwa orang Amerika memang seperti itu dan juga beliau sangat cepat untuk beradaptasi dengan mereka.

Pengalaman baiknya menurut Maryam adalah mereka lebih menghargai pendapat orang lain, meskipun kita itu anggap kalau opini kita konyol dan aneh, atau merasa ide yang kita presentasikan itu seperti remeh dan tidak terlalu penting. Mereka benar-benar akan menghargai pendapat tersebut dan mereka juga akan melihat apa yang kita sampaikan itu sebagai perspektif yang baru dari sudut pandang international students. Jadi, mereka benar-benar respectful.

 

Tips & tricks untuk mahasiswa di luar negeri agar tetap bisa produktif untuk hal lain di luar perkuliahan?

 

Cobalah mengatur waktu dengan baik, lalu cobalah mengenali dirimu sendiri bagaimana mengatur waktu dan dengan cara seperti apa kamu akan lebih efektif daripada yang lain. Seperti membuat weekly planning atau daily planning. Setelah itu, lakukanlah hal-hal penting terlebih dahulu.

“Kita tidak pernah kekurangan waktu kita cuma kekurangan fokus,” kata Maryam.

Cobalah untuk fokuskan apa yg benar-benar ingin kita lakukan, jadi kita tidak akan kewalahan dengan banyaknya pekerjaan yang sebenarnya mungkin ada yang tidak terlalu signifikan untuk kemajuan diri kita. 

Untuk our learning or our earning.

So if you are not learning, if you are not earning dan kamu ga menikmatinya. Jadi apa yang kamu lakukan selama ini?” ucap Maryam. Jadi kita perlu kritis sama apa yang kita lakukan dan akhirnya akan lebih fokus sama apa yang benar-benar penting.

Cobalah lebih disiplin, fokus dan stay on the track sama pekerjaan kita di kampus maupun di luar kampus. Segala sesuatunya akan lebih tertata. Lalu buatlah rencana, senyamannya kamu seperti bagaimana kamu untuk bisa fokus ke beberapa hal yang memang mau ditekuni.

Tantanglah diri sendiri, agar tahu sejauh mana kamu bisa melangkah dalam hidup ini.


Nah, itulah kisah dari pengalaman Maryam Qonita di kota New York. Sobat KP tertarik ke USA nggak sih kira-kira? Kalau ke sana, jangan lupa pesan kamar di kita. Untuk informasi lebih lengkap, sobat KP bisa kunjungi www.kamarpelajar.id/kamar, ya!