Setelah sebulan berpuasa, merayakan Hari Kemenangan merupakan sebuah kenikmatan bagi umat yang menjalankan. Dari keluarga, sanak saudara dan teman-teman terdekat, Hari Raya Idul Fitri adalah suatu hari kebahagiaan bersama. Namun terpisah jarak ribuan kilometer bersama keluarga dan orang-orang terdekat terkadang cukup membawa kerinduan akan suasana, semangat dan tentunya hidangan yang biasa dirasa. Dari gema suara takbir, budaya bersalaman, sampai dengan opor ayam layaknya menjadi suatu reward setelah sebulan penuh menahan hawa nafsu, makan dan minum di hari kemenangan ini.
Tetapi, hal tersebut rasanya cukup terobati ketika saya merayakan Hari Kemenangan tersebut di Negeri Kincir Angin, yap.. Belanda. Negara dengan persentase muslim sebanyak 4.8% dari sekitar 18 juta jumlah penduduknya. Tidak mengherankan karena banyak imigran dari negara mayoritas muslim seperti Turki, Maroko dan lebih khususnya, Indonesia. Kedekatan historis antara Indonesia dan Belanda membuat negara Belanda dipenuhi oleh penduduk Indonesia, baik yang sudah menetap dan berkeluarga, ekspatriat, dan tentu saja Mahasiswa.
Sebagai seorang Mahasiswa, momen lebaran ini menjadi suatu momen penting untuk berburu makan gratis heheh. Dan suatu rezeki besar ketika Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Belanda mengadakan Open House di Kediaman Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Wassenar. Namun, sebelum menuju tempat yang dinantikan, kami memulai hari kemenangan tersebut dengan Solat Ied di Masjid Indonesia Al-Hikmah, Den Haag. Kumandang Takbir dan budaya bersalaman menyelimuti indahnya hari kemenangan tersebut. Setelah saling bermaaf-maafan, kami langsung menuju tempat yang dinantikan, yakni Open House di Wassenar. Berjarak 45 menit, dengan menaiki Bis dari Den Haag Central, kami sangat antusias, terlebih saya, karena ini merupakan momen perayaan Lebaran pertama saya di Eropa. Sesampainya di Wassenar, suara takbir kembali bergema sambil kami disambut untuk bersalam-salaman dengan para masyarakat disana. Sejauh mata memandang, kami melihat surga! Hehe, banyak sekali stan-stan makanan dan minuman yang siap untuk didatangi. Banyak sekali masyarakat Indonesia dan Eropa yang antusias untuk mencicipi kuliner khas dari seluruh Indonesia. Mulai dari Soto Betawi, Coto Makassar, Kambing guling, Ayam Rica-rica, Ketupat Sayur, Nasi Kuning, dengan dilengkapi oleh berbagai macam gorengan, cemilan, es campur dan masiiiiih banyak lagi. Kami mencoba mengunjungi setiap stan dengan niat untuk mengobati kerinduan kami dengan masakan Nusantara. Sampai-sampai kami berfoto dengan Kelompok Ibu-ibu KBRI ketika mengantri makanan, hihihi.
Tak terasa hari menuju Sore, dan acara Open House ini pun hampir mendekati akhirnya. Acara ditutup dengan ucapan terima kasih dari Pak Duta Besar Indonesia dan diakhiri dengan Tari bersama Maumere yang diikuti oleh massa. Setelahnya, kami bergegas untuk menunggu Bis kembali menuju Den Haag dengan perasaan bahagia, lelah dan tentu saja Kenyang, hahaha. Begitulah momen kemenangan saya bersama teman-teman Broeksloot yang saya anggap sebagai keluarga saya sendiri di Belanda.
Mantap dah masuk artikel