Mengenal Lebih Dekat Simon Kwik, Traveler Indo-Swiss

Simon Kwik atau biasa disapa Simon saat ini bekerja sebagai IT Assistant di sebuah perusahaan Prancis yang bergerak dalam bidang pembuatan pompa gas di Allschwil, Swiss. Selain bekerja sebagai IT Assistant, ia juga berprofesi sebagai Brand Ambassador Daniel Philip Watch. 

Sedari kecil, pria kelahiran 13 Mei 1994 ini mengaku bahwa ia memang telah menyukai traveling. “Aku dan keluarga besar di Swiss, biasanya kami pulang sekitar 3-4 tahun sekali. Perasaan excited sudah ada dari kecil karena tahu mau jalan-jalan jauh dan naik pesawat.” Sejak tahun 2013, Simon sudah mulai traveling di dalam benua Eropa. Sedangkan, perjalanannya ke luar Eropa dimulai sejak tahun 2015. Hingga saat ini, Simon telah berpetualang ke sekitar 23 negara (termasuk benua Australia dan benua Amerika). Adapun negara dan benua yang sudah ia kunjungi yaitu Swiss, Jerman, Prancis, Spanyol, Portugal, Belgium, Belanda, Italia, Denmark, Swedia, Republik Ceko, Austria, Kroasia, Inggris, Amerika Utara, Republik Chili, Malaysia, Thailand, Singapura, Indonesia, Hongkong, Australia and New Zealand. Terakhir, pada musim panas 2020 lalu, ia melakukan road trip dari Swiss ke Berlin.

Salah satu pengalaman yang tidak terlupakan pada saat traveling adalah ketika ia mulai menjelajahi berbagai negara di luar Eropa pada tahun 2015. Pada saat itu, ia banyak mendapatkan pengalaman yang belum pernah ia alami sebelumnya. Menurut Simon, di antara seluruh destinasi yang telah dikunjunginya, ada satu lokasi yang paling berkesan, yaitu New Zealand. Berdasarkan opininya, negara ini mirip dengan Swiss, tanah kelahirannya. Di sana masih terdapat banyak sekali lahan hijau dibandingkan dengan gedung-gedung seperti perkotaan besar pada umumnya. Selain traveling, Simon juga memang hobi melakukan berbagai macam aktivitas outdoor seperti bermain basket, skating, diving, surfing, sehingga ia sangat menikmati vakansinya di New Zealand. “Liburan ke New Zealand bisa buat aku enjoy dengan pemandangan di sana, benar-benar fresh banget, bisa buat aku healing. Banyak banget yang bisa dilakuin di sana, bisa skiing di gunung, terus bisa mancing juga di lake, di sana juga ada laut.”

Melalui traveling, Simon menganggap bahwa ia mampu memperoleh banyak hal dan pengalaman, misalnya, merasakan budaya yang berbeda, bertemu banyak orang dari mana saja, membuatnya menjadi lebih open minded, dan lebih mengenal dirinya sendiri. 

Berawal dari hobi solo traveling, pria blasteran Indo-Swiss ini juga merintis sebuah bisnis travel bernama “Guide Santai” bersama kedua sahabatnya, Dico Baskoro dan Syarif Zapata. “Kebetulan aku itu suka nyetir, suka solo traveling, dan suka kasih tau ke mereka (Dico dan Syarif) tempat-tempat yang oke banget untuk traveling, contohnya local experience gitu. Itu juga jadi nilai plus buat aku buat promosiin both of the countries tentang culture dan semacam itu.” tutur Simon. 

Sementara itu, dikarenakan situasi yang kurang mendukung, selama pandemi Covid-19 ini tentunya intensitas traveling menjadi berkurang. Kondisi ini memberikan dampak negatif dan positif pula bagi Simon sebagai seorang traveler. “Kegiatan selama Covid sih kerja aja di rumah dan selama pandemi ini aku lebih banyak waktu untuk cari passion yang lain dan cari ide untuk project Youtube channel-ku. Saat ini aku memang berencana untuk membuat channel Youtube-ku sendiri. Tapi selama Covid, aku juga jadi bisa nabung untuk soon pindah ke Indonesia. Di sisi lain due to Covid regulations, ribet kalo mau urusin visa untuk traveling.” Dalam membuat konten wisata berupa foto dan video, traveler dengan pengikut lebih dari 8000 orang di Instagram ini memperoleh berbagai inspirasi dari channel Yes Theory, khususnya untuk keluar dari zona nyaman.  

Apabila situasi sudah kembali normal, salah satu negara yang ingin Simon kunjungi adalah Korea Selatan. Sejak lockdown, ia memang mulai menonton beberapa drama Korea Selatan. Sejak saat itu, ia menjadi tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai budaya dan berkeinginan mencoba beragam kuliner asal negeri ginseng ini. 

Bagi Simon, ada satu barang yang wajib dibawa selama traveling, “Salah satu barang yang sering banget aku bawa selama trip itu Fresh Care. Karena cuaca di setiap negara itu beda-beda jadi kadang aku susah untuk adjust-nya, karena suka pilek atau pegel dan ga suka minum obat jadi lebih gampang pake itu aja.” Ia juga memberikan beberapa tips bagi para traveler, “Tips traveling menurut aku: pertama, selalu menghormati budaya dan orang-orang setempat, kemudian, selalu menerapkan sistem Ecotourism untuk membuat lingkungan yang lebih baik dan lebih nyaman, dan terakhir, seek discomfort and have fun!”