Pulang dari luar negeri: 5 hari di wisma atlet

Lebaran kaya sekarang ini adalah waktu yang umum untuk mahasiswa atau diaspora Indonesia di luar negeri, untuk pulang ke Indonesia dan ketemu keluarga. Apalagi biasanya kalau punya keluarga dan anak kaya gue, pas banget anak lagi libur sekolah di musim panas. Gue sama Uci dan Alu juga pulang kan kemarin ini sebelum periode larangan mudik. Dan karena banyak yang nanya tentang proses karantina 5 hari, dan karena banyak yang masih belum begitu jelas sama info dari pemerintah, dan karena ada beberapa hal yang seru, gue memutuskan nulis artikel ini.

Periode nginep kami di wisma atlet adalah 6-10 mei 2021.

Kenapa pilih wisma atlet dan bukan hotel?

Jadi opsinya kan dua itu ya. Untuk WNA, atau untuk WNI yang keluar negeri untuk wisata, ketika tiba di Indonesia diwajibkan ke hotel. Biaya sendiri. Dan komponen biayanya adalah biaya hotel (hitungan per orang) per malam x 5 malam (makan 3x sehari dan transport taksi ke hotel sudah termasuk) ditambah biaya swab 2x. 

Untuk pekerja migran atau mahasiswa ada opsi untuk menginap di wisma atlet dan bebas biaya. Makan 3x sehari (2x kalau berpuasa). 

Kami pilih wisma karena dua alasan: biaya di hotel agak terlalu mahal bagi kami, dan gue penasaran sama wisma atlet! Haha. Tadinya ragu dikit karena biasanya fasilitas pemerintah kan kurang oke, dan juga kayaknya disana banyak banget orangnya, administrasinya juga takutnya kurang baik. Kalau di hotel, kami kebayangnya kaya staycation aja, dan kayaknya enak banget. Tapi setelah ada beberapa teman yang sudah pulang ke Indonesia duluan dan cobain wisma atlet, gue jadi sedikit ada harapan.

Dan ternyata setelah sampai sana, wisma atletnya lebih enak dari yang gue kira! 

Apartemennya sekitar 40 meter persegi, ada ruang tamu, kamar tidur kecil 1 single bed, dan kamar tidur besar 2 single bed, kamar mandi, serta area dapur. Semi furnish,  ada lemari  baju, tempat  tidur, sofa di ruang tamu, dan meja. Keadaannya bersih. Sprei dan selimut juga disediakan dan dalam keadaan bersih. Ada AC di kedua kamar. Bahkan disediakan juga  sabun (batang), sikat gigi, odol, juga deterjen untuk cuci baju. Ember juga ada kalau mau cuci baju. Ruang dapur nya juga ada tali untuk menjemur pakaian. Kamar mandi juga dilengkapi pemanas air loh.

Prosedur dan urutan kejadian di wisma atlet

Disclaimer dulu ya: yang tertulis disini adalah yang kami alami dan bukan sifatnya kronologi resmi. Temen-temen yang baca mungkin saja dapat versi  yang berbeda.

Hari 1, kamis 6 mei 2021

  • 15:00 kami turun dari pesawat. Antri di bagian survey kesehatan. Mencoba isi data di aplikasi eHAC tapi aplikasinya lagi error, jadi kami cuma isi formulir singkat, data diri dan data penerbangan. 
  • 15:20 wawancara singkat dengan petugas kesehatan. Disinilah hasil swab kita dari negara keberangkatan dicek. Disini juga ditentukan kita mau ke wisma atlet (biaya pemerintah) atau di hotel (biaya mandiri). Kami pilih wisma atlet. Karena Uci di stockholm nggak kerja, mba nya bilang kalau Uci ga masuk kategori  yang dibiayai pemerintah, jadi harus mandiri di hotel. Tapi kami sedikit tawar menawar dan bilang kalau kami keluarga, dan setelah itu pun Uci dibolehkan di wisma atlet. Formulir kami diisi oleh mba nya dan diberi stempel.
  • 15:25 Formulir dari survey kesehatan diperiksa oleh bapak TNI. “oke wisma semua ya tiga orang?” tanyanya. Kami iyakan. 
  • 15:30 Imigrasi tidak terlalu ramai. Lancar juga kami bertiga lewatnya. 
  • 15:35 ambil bagasi. Setelah itu menuju antrian untuk bis menuju wisma. Kalau memilih hotel, akan langsung diarahkan ke taksi yang disediakan pihak hotel (biaya termasuk dengan biaya menginap). Lebih banyak antrian yang menuju wisma. Sekitar 70% dari orang yang mengantri adalah pahlawan devisa kita. Pulang mudik sama kaya kami. 
  • 16:15 kami dapat giliran dan diminta jalan menuju bus yang disediakan pemerintah untuk langsung ke wisma atlet. Sebelum masuk bus, ada satu pemeriksaan data lagi, dimana disana paspor kami diambil. (diberikan kembali ketika sudah di area wisma atlet).
  • 16:20 masuk ke bus. Ada kondektur bus yang membantu memasukan barang ke bagasi bus. Bus nya lumayan. AC dan mirip damri bandara.
  • 17:00 bus tiba di wisma atlet pademangan. Tapi masih ada antrian bus yang datang. Jadi kami nunggu lumayan lama. Pada saat nunggu ini, ada pedagang2 masuk bus untuk nawarin barang-barang yang lumayan berguna. Nasi bungkus, simcard,  sandal jepit, rokok dan snack. 
  • 18:30 akhirnya tiba giliran bus kami yang turun. Bapak TNI masuk bus dan memberi pengarahan. Tentang larangan bawa dan konsumsi miras (kalo bawa, diminta diberikan pada TNI dulu, kalau pulang baru ambil lagi).  Larangan keluar dari komplek apartemen, larangan ketemu keluarga, dan larangan memesan gofood. Ini sedikit beda dari versi teman kami yang 3 minggu  sebelumnya bisa memesan gofood.  
  • 18:45 kami turun bus, ambil barang yang sudah lebih dulu dikeluarkan dari bagasi, lalu pembagian paspor dan ketika itu banyak kotak snack di pintu masuk, jadi kami diminta mengambilnya.
  • 18:55 menuju pendaftaran kamar dan swab pertama. Isi formulir lagi. Disini akan diminta mencari 3 orang untuk satu unit apartemen. Bisa tanya teman yang duduk disebelahnya. Karena kami sudah bertiga,  jadi kami masuk satu unit tanpa ada orang lain. Dikasih kunci.
  • 19:05 Kami bertiga di swab, termasuk Alunan yang berusia hampir 2 tahun. Hebatnya si Alunan enggak nangis ketika di Swab. padahal bapaknya aja udah meringis ketika di colok hidungnya haha. 
  • 19:10 Menuju ke kamar. Kami dapat tower 9 (tower yang sama dengan pendaftaran kamar dan swab), unit 504 di lantai 5.
  • 19:20 tiba di kamar. Liat-liat, norak-norak. Hahaha. Engga lupa ambil makanan di area lift (semua makanan diletakkan di area lift dan kita diminta ambil kesana) karena pas jam makan malam. 

ruang
ruang tamu

Hari 2, jumat 7 mei 2021

  • 04:00 ambil makanan sahur di  area lift. Karena gue dan  uci puasa, kami dapat jatah  makanan dua kali, yaitu jam 0400 dan  jam 1730. Alunan ngga puasa, dapat  jatah makan 3x, yaitu pagi, siang (jam 1300) dan malam (jam 1900). Makanan nya lumayan oke,  yaitu ada nasi kotak dengan 2 lauk (tahu/tempe+ayam/telur/ikan), sayur, dan sambal. Minum botol disediakan juga. Tapi ada dispenser (ada panas dingin) di setiap lantai juga.
  • Oh ini juga penting: makanannya selalu tertulis “baik untuk dimakan sampai jam xx:xx”. Memastikan ke kita kalau makanannya masih oke dan basi nya jam berapa.
  • Kami nungguin apa hari ini akan ada hasil swab pertamanya, tapi ternyata enggak ada. Mungkin kalau negatif, nggak dikabarin.
  • 13:00 bangun tidur (masih jetlag haha) dan ambil makanannya Alunan. 
  • 14:00 kerja remote ke kantor di Swedia (jam 09 disana). Karena di kamar nggak ada internet (ada sedikit unit apartemen yang ada internet, tapi kebanyakan nggak ada), kami internetan pake IM3 dan oke banget sih kecepatannya, 20mbps. Cukup untuk video call ke kantor. Paket datanya juga murah,  100rb utk 50GB (masa aktif 30 hari). 
  • 17:30 ambil makanan buka puasa. Selamat berbukaa puasa!
  • 19:00 ambil makan malamnya Alunan. 

Hari 3, sabtu 8 mei 2021

  • Rutinitas hari ini juga sama seperti kemarin. Tidur sampai siang, internetan, main sama Alunan di dalam rumah, atau kadang ke lorong juga biar nggak bosan. Lorongnya juga sepi dan bersih. 
  • Kami juga terbiasa dengan pengumuman evakuasi. “Kepada bapak-ibu di tower 9, dimohon masuk dan tetap berada di kamar, karena sedang ada evakuasi pasien positif”, sekitar 1-2 kali dalam sehari. Yang positif akan dibawa ke wisma atlet lain yang khusus pasien positif. Walaupun setiap  hari ada 1-2  pengumuman, kayanya jumlahnya masih sedikit dibanding yang tinggal di tower ini. Satu lantai sekitar ada 40 unit. Setiap unit bisa ada 3 orang. Lantai ada 18. Jadi kalau penuh, ada sekitar 2000 orang di tower 9 ini. 
  • Sapu dan alat kebersihan tidak disediakan di setiap kamar,  tapi 1-2 set sapu+pengki disediakan di tiap lantai.

Hari 4, minggu 9 mei 2021

  • 03:30 pintu apartemen kami diketuk. Ternyata petugas kesehatan mau swab kedua. Colok colok lagi. Lagi lagi Alunan nggak nangis. Hebaat, nak.
  • Kami agak ngarep kalau swabnya pagi, malam harinya sudah boleh pulang. Karena denger beberapa cerita teman sebelumnya, bisa kurang dari 24 jam hasilnya sudah ada dan bisa disuruh pulang. Tapi ternyata di kasus  kami, belum bisa.

Hari 5, senin 10 mei 2021

  • 04:00 sahur seperti biasa. Trus siap siap tidur. Udah mulai packing dari tadi malam juga, karena kayanya pagi ini kami dibolehin pulang. Aminnn. Tapi kami kira paginya itu jam 0900, tapi ternyata.
  • 05:00 pintu diketuk. Petugas memberikan surat keterangan sehat, dan bilang “siap siapnya maksimal 1 jam ya pak”. Agak masih ngantuk ngawang-ngawang nih pak. Ternyata udah dibolehin pulang. Kami telepon adik kami, karena dia yang akan jemput.
  • 06:00 kamar udah beres tapi karena Adinda (adiknya Uci) masih sekitar sejam lagi sampainya, jadi kami ngaso aja di kamar. Selama belum ada yang mau bebersih atau mau masuk, harusnya aman, menurut kami.
  • 07:00 gue turun duluan ke bagian penjemputan oleh keluarga. Bawa dua koper gede. Di lantai dasar ada bapak TNI yang meriksa surat keterangan sehat. Bagian penjemputannya ada di samping  tower 10, jadi agak jalan juga nih dikit bawa koper. Semangat, bang.
  • 07:10 ada daftar checkout juga ternyata. Diminta nomor nomor telepon dan plat mobil yang jemput. Di bagian ini juga, bagi yang tidak dijemput, ada bis yang bisa mengantar ke tempat tempat tertentu (kayaknya ada bis ke lampung, bandung, etc). Nggak tau bayar apa nggak..
  • 07:30 meluncur deh meninggalkan wisma atlet kesayangan.

Yang disiapkan sebelum ke Wisma Atlet

Kami harus riset dikit soal ini, karena bawa Alunan kan. Tapi intinya sih: bawa cemilan. Buat anak kalau dia ga mau makan makanan wisma (menurut gue sih lumayan oke, standar warteg enak). Atau snack buat kita juga, karena porsi wisma itu kayaknya oke buat cewe,  tapi  untuk cowok yang makan banyak, pasti kurang. Jadi snack, atau pop mie (diseduh di dispenser air panas) itu oke untuk mengisi lapar diantara jam makan.

Sim card kayaknya semua orang Indonesia biasanya udah punya ya. Tapi kalau belum, boleh tuh dibeli atau disiapkan sebelum ke wisma atlet. Disana ada yang jual (di kantin di lantai bawah tiap tower) tapi harganya 80 ribu, untuk sim card nya aja. Semua yang di jual di kantin harganya lebih mahal dari umumnya. Bakso 30 ribu. Kopi seduh 12 ribu. 

Walaupun banyak barang udah disiapin di dalam unit di wisma atlet, tapi ada beberapa yang belum ada juga. Piring gelas sendok garpu misalnya, nggak disediakan. Jadi gue nyaranin untuk temen-temen bawa juga yang plastik. Biar makannya enak. 

Tisu dan kain pembersih juga bagus untuk dibawa, biar bisa lap-lap kalau anak makannya tumpah-tumpah. Ada area jemur juga untuk keringin kalau lap kita basah. 

Pertanyaan umum

Bagian ini nanti kami siapkan untuk pertanyaan dari temen-temen, yang kami coba jawab juga.

Beneran ga bisa karantina mandiri aja ya? Atau orang tua yang antar ke wisma atlet?

Nggak bisa sih setau kami. Penjagaannya ketat. Jadi harus memilih antara hotel atau wisma atlet. Dan nggak bisa juga keluarga yang antar kita ke wisma atlet. 

3 thoughts on “Pulang dari luar negeri: 5 hari di wisma atlet

  1. Alicia says:

    Kalo hotel pilihannya apa aja emang…? Ada daftarnya yg bisa diliat di mana gitu kah? Makasih sebelumnya… ?

  2. rosy rosy says:

    Keluarga dari mahasiswa yg kuliah di LN itu berarti masuk kategori WNI yg dpt fasilitas karantina gratis di wisma atlet kan?

    1. Satu Cahaya Langit says:

      Hi Rosy! Makasih ya uda baca blog kami 🙂

      Keluarga dari mahasiswa itu masih abu-abu waktu aku pulang Mei kemarin. Masih harus argumen2 dikit. Tapi akhir Juli ini ada temenku yang case nya sama kaya aku, bisa juga di Wisma. jadi kayanya emang bisa sih.

Comments are closed.