Suka Duka Hidup di Prancis hingga Membangun Bisnis

Prancis adalah negara dengan segala keunikan, fashion, cinta dan sejarah. Tak jarang orang-orang senang berkunjung dan memilih Prancis sebagai destinasi wisata favorite. Tidak hanya sebagai destinasi wisata, Prancis juga dapat menjadi pilihan yang baik dalam bidang pendidikan. Seperti yang dilakukan oleh Cuni Candrika, mahasiswa Indonesia yang memulai perjalanan hidupnya di Prancis.

Cuni Candrika, memulai perjalanannya di Prancis pada tahun 2015 sebagai mahasiswa. Cuni, sapaan akrabnya, berada di Prancis selama 4 tahun di 4 kota yang berbeda. Selain tinggal di Paris selama 2 tahun, Cuni juga menghabiskan waktunya tinggal di kota La Rochelle, Mulhouse dan Orléans.

Selama 4 tahun, Cuni kuliah S2, sekolah bahasa Prancis dan bekerja part-time di Prancis. Pada saat S2, ia mengambil jurusan International Business di Université Paris-Est Créteil.

Sejak kelas 6 SD, Cuni telah menjadikan Prancis sebagai negara impiannya.Sejak SMA, wanita yang juga dipanggil Cunay ini telah mengikuti kursus Bahasa Prancis. Ia kemudian mengambil jurusan S1 Sastra Prancis di Universitas Indonesia pada tahun 2006. Setelah bekerja di beberapa media online di Jakarta selama 5 tahun, ia mewujudkan mimpinya untuk tinggal di Prancis dan berkuliah S2 pada tahun 2015.

Perjalanan Cuni ketika tiba di Prancis tidaklah mudah. Saat tiba di Paris, Cuni membawa koper seberat 30 kg sendirian naik subway untuk sampai ke rumah. Hal ini makin sulit, karena tidak adanya lift di subway. Ia harus menggunakan tangga atau eskalator dan merasa kesusahan. Tak ada seorangpun yang berniat membantu hingga barang bawaan Cuni menimpa kakinya. “Ini sangat beda dengan di Indonesia, yang senang membantu bahkan orang tak dikenal sekalipun,” kenang Cuni sambil mengingat culture shock pertamanya.

Suka duka Cuni selama tinggal di Prancis

Meskipun Cuni berkuliah S1 Sastra Prancis, kesulitan berkomunikasi dalam Bahasa Prancis juga dialaminya. Hal ini karena adanya perbedaan dari cara komunikasi orang Prancis yang cukup cepat dan aksen yang berbeda. Cuni juga menambahkan bahwa orang-orang Prancis itu tidak seramah orang Indonesia saat dirinya pertama kuliah dalam Bahasa Prancis.

Berbeda dari Indonesia, kita harus mengeluarkan effort lebih untuk berteman dengan orang Prancis. Tidak hanya karena bahasa, orang-orang Prancis juga cukup cuek dan cenderung berterus terang dalam berkomunikasi. Terkait hal itu, teman sekelompok Cuni mengatakan secara langsung bahwa kemampuan bahasa Prancis Cuni tidak begitu bagus dan itu membuat Cuni sedih.

Selain itu, Cuni juga belajar banyak mengenai bertahan hidup selama di Prancis seperti melakukan banyak kerja part-time dan mendapat banyak kesempatan untuk belajar budaya yang berbeda. Cuni juga banyak melakukan perjalanan ke negara-negara Eropa, dan selama ini Cuni telah mengunjungi lebih dari 29 negara di Eropa. Tidak hanya itu, yang menyenangkan adalah Prancis sering memberi hari libur setiap 3 bulan sekali dalam seminggu. Itu dapat Cuni gunakan sebagai waktu luang untuk berjalan-jalan.

 

Selain jalan-jalan ke Eropa, Cuni juga sempat mengunjungi Gurun Sahara di Maroko.

Sulitnya hidup di Prancis

Hidup di Prancis cukup berat pada awalnya, Cuni sempat merasa ingin kembali ke Indonesia. Namun, setelah bertahan cukup lama, ada banyak pelajaran hidup di dalamnya. Cuni berusaha bertahan dari segala sisi; mental, suhu udara, dan financial. Cuni juga melakukan berbagai jenis pekerjaan seperti pelayan restoran, kerja di pabrik bahkan cleaning service di bar.

Saat bekerja di bar, yang masih teringat oleh Cuni hingga sekarang adalah ketika dirinya harus membersihkan muntahan seseorang. Bahkan Cuni harus berada di bar sejak jam 5 pagi dengan jalan kaki selama 20 menit. Terkadang Cuni harus melewatinya bahkan saat cuaca sedang dingin. Yang paling buruk adalah Cuni harus menghadapi banyak orang mabuk yang iseng. Beruntungnya, saat Cuni melanjutkan S2 tahun kedua di kota Paris, Cuni berhasil mendapatkan beasiswa dan tidak perlu lagi bekerja part-time.

Selain bertahan hidup, Cuni juga belajar banyak dari teman-teman di berbagai negara baik orang Prancis dan orang asing. Misalnya, orang Prancis terkesan blak-blakan saat berbicara dan berterus terang. Cuni menyaksikan sendiri bagaimana teman sekelasnya berdebat dengan dosen saat jam mata kuliah. Dari situ Cuni belajar untuk selalu berani mengungkapkan pendapat dan apa yang ia inginkan. Dan selama di Prancis, Cuni belajar mandiri atas segala kebutuhan dan keperluannya, bahkan saat sakit pun.

Keinginan membangun bisnis travel

Salah satu dari kerjaan part time yang Cuni lakukan adalah menjadi freelance tour guide. Di tahun 2019 setelah Cuni lulus kuliah master, Cuni banyak membawa tamu Indonesia keliling Eropa. Ini merupakan kesempatan yang baik bagi Cuni karena Cuni dapat berkeliling Eropa sekaligus mengajak mereka jalan-jalan.

 

Cuni saat membawa tamu keliling Eropa.

Karena melihat animo wisatawan Indonesia yang ke Eropa, Cuni kemudian mencoba membuat travel sendiri yang bernama Candrika Travel. Candrika Travel merupakan agen tur khusus destinasi Eropa, selain menjual paket tur, Candrika Travel juga menyediakan jasa tourguide, sewa mobil, pembuatan itinerary dan masih banyak lagi – yang dapat diakses melalui www.candrikatravel.com.

Dengan mempunyai travel, Cuni juga dapat membantu teman-teman yang membutuhkan uang sampingan di Eropa. Mereka bisa freelance tour guide di travel miliknya.

Perjuangan membangun Candrika Travel

Menurut Cuni yang paling terasa sulit itu adalah saat pandemi. Sejak bulan April 2019, turis-turis Indonesia sudah tidak dapat masuk ke Eropa lagi. Walaupun saat itu Cuni telah menjadwalkan beberapa turis ke Eropa. 

Candrika Travel sempat vakum selama pandemi, namun kemudian Cuni membuat jasa baru yaitu jasa untuk mahasiswa baru. Di masa pandemi ini, cuma mahasiswa baru yang dapat masuk ke Prancis dan negara Eropa lainnya. Oleh karena itu Cuni kemudian membuat jasa untuk membantu mahasiswa baru yang datang. Cuni membantu mencarikan tempat tinggal sebelum keberangkatan, menjemput di bandara saat kedatangan dan mengurus administrasi seperti membuka rekening bank dan administrasi lain yang diperlukan untuk mahasiswa baru. Saat ini jasa ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa baru yang akan ke Prancis.

Selain itu, Cuni juga membuat Live Virtual Tour dari berbagai negara Eropa saat pandemi. Jadi program tersebut berupa mengajak teman-teman melihat keindahan Eropa melalui zoom. Guide yang disediakan oleh Candrika travel telah bersiap di tempat tujuan dan akan memandu para peserta menjelajahi kota dengan zoom. Hingga saat ini telah ada 26 episode Virtual Tour selama setahun berjalan. Untuk selengkapnya bisa dilihat di Instagram @candrika.travel.

Suka duka menjadi guru Bahasa Prancis, virtual tour guide dan Owner Candrika Travel

Selain membangun bisnis travel, saat ini Cuni juga menjadi guru private Bahasa Prancis dan virtual tour guide. Awalnya Cuni tidak berpikiran akan menjadi seorang guru Bahasa Prancis, namun sejak pandemi ini Cuni kemudian berpikiran untuk mengajar dan ternyata Bahasa Prancis memiliki banyak sekali peminat. Cuni menyediakan platform di @belajar.prancis untuk mempromosikan kursus yang disediakannya. Hingga saat ini, Cuni memiliki banyak murid dan kemudian merekrut beberapa guru freelance untuk mengajar Bahasa Prancis.

Selain itu, Cuni juga menjadi virtual tour guide. Selain di Candrika Travel, Cuni juga bekerja sama dengan institusi lain untuk memandu virtual tour terutama ke Prancis. Hal ini juga membantu Cuni melatih kemampuan public speaking terutama di saat pandemi.

 

Cuni saat membawa tur virtual ke Strasbourg, Prancis bersama Institut Français d’Indonésie.

Ketika ditanya apakah ada kesulitan dalam melakukan semuanya bersamaan, Cuni menjawab bahwa ia kesulitan untuk mengatur waktu. Selain jadi guru dan virtual tour guide, Cuni juga harus memanage Candrika Travel dan Belajar Prancis. Selain itu, juga ada bisnis lain yang mulai Cuni kembangkan saat ini. Walaupun begitu, ini merupakan hal yang diinginkan oleh Cuni. 

Dari sini, Cuni kemudian mempelajari banyak hal, bertemu banyak orang dengan berbagai macam kepribadian, dan melatih skill Cuni sendiri.

Nah, itu kisah perjalanan Cuni Candrika selama di Prancis sebagai mahasiswa hingga merintis bisnisnya. Bukan perjalanan yang cukup mudah, namun Cuni berhasil melewati semua itu. 

Untuk sobat KP yang berkeinginan untuk tinggal di Prancis, apakah semakin termotivasi untuk mewujudkan mimpi-mimpinya? Karena mimpi terwujud jika diperjuangkan.