Kesukaannya dengan drama ‘Meteor Garden’ terucap dari mulutnya untuk berkunjung ke Taiwan dan kata tersebut pun menjadi kenyataan. Wida Akasah menjalani S2 di Taiwan, tepatnya di National Chiayi University selama 2 tahun mendalami jurusan pertanian.
Berangkat dari Medan menjalani S1 di Universitas Sumatera Utara lalu melanjutkan S2 di Taiwan dengan beasiswa, ada dua alasan mengapa Wida memilih untuk S2 di Taiwan. Pertama, alasan logisnya karena Taiwan salah satu negara dengan tingkat kriminalitas yang rendah serta salah satu negara dengan sektor pertanian terbaik dan alasan lainnya karena drama ‘Meteor Garden’ yang membuat ia memilih untuk S2 di Taiwan.
Sempat merasakan culture shock membuat Wida kebingungan dan perlu beradaptasi dari segi makanan maupun kondisi iklim. Perbedaan bahasa tidak membuat Wida kesulitan, karena kelas yang ia ambil menggunakan Bahasa Inggris dan di kampusnya pun juga menerapkan untuk mengambil kelas Mandarin karena hal tersebut menjadi salah satu syarat beasiswa yang ia ambil berlangsung, keuntungan yang didapatkan ia bisa menggunakan bahasa Mandarin dalam kegiatan sehari – hari.
Dari segi biaya hidup, Wida tidak merasakan perbedaan yang signifikan, karena menurutnya biaya hidup di kota ia tinggal tepatnya di Chiya masih relatif terjangkau untuk kalangan mahasiswa. Tapi ketika berada di ibukotanya yaitu Taipei, biaya hidupnya berbanding jauh dengan Chiayi relatif cukup tinggi. Namun, ia bersyukur karena ia tinggal jauh dari kota.
Takjubnya Wida Akasah ketika mengunjungi tempat syuting ‘Meteor Garden’
Wida mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke tempat syuting drama kesukaannya, ‘Meteor Garden’, yang terletak di kota yang sama yaitu Chiayi. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan dengan membuat video dan foto-foto. Ia sangat kagum dan takjub tempat syuting dalam drama tersebut masih sangat bagus dan tetap terjaga.
Ia masih tidak percaya bahwa ia bisa melihat langsung tempat syuting drama kesukaannya tersebut, yang dulu hanya bisa dilihat lewat TV. sekarang bisa lihat langsung. Merasa sangat bersyukur karena tempat tersebut masih dipertahankan dari belasan tahun lalu hingga saat ini.
Pengalaman yang dialami Wida Akasah selama di Taiwan
Selama di Taiwan, Wida memiliki pengalaman lucu dan kurang menyenangkan. Pengalaman lucu yang Wida alami ialah ketika teman – teman di Taiwan merasa aneh dan penasaran kenapa Wida dan teman muslim lainnya memakai hijab. lalu ada satu momen dimana Wida dan teman – temannya membuka hijab dimana tidak ada satu pun lelaki, dan teman perempuan Taiwannya pun terkejut kenapa hijabnya dibuka, karena menurutnya orang yang menggunakan hijab tidak boleh melihatkan rambutnya pada siapapun.
Tidak hanya pengalaman lucu, namun Wida juga pernah mengalami pengalaman kurang menyenangkan, dimana hal yang ia alami juga pernah dialami oleh beberapa orang di beberapa negara karena kita terbawa dengan asal negara kita, Taiwan banyak pekerja dan mahasiswa yang berasal dari Indonesia, ketika mereka melakukan sebuah kesalahan membuat citra Indonesia terbawa.
Pernah sekali ketika Wida dan teman – teman sedang berjalan agak lama, ada orang Taiwan yang berbisik – bisik menggunakan bahasa Mandarin atau kasarnya mengatakan “Dasar orang Indonesia”. Ia merasa kesal karena nyatanya tidak semua orang Indonesia seperti itu. Wida berfikir, selama di Taiwan ia harus memperbaiki citra negara Indonesia agar tidak mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan seperti ini lagi.
Pola belajar di Taiwan yang sangat disiplin terkadang juga membuat Wida merasa jenuh. Tetapi hal ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan serta berdampak positif bagi dirinya sekarang untuk terus belajar dengan giat.
Dari makanannya yang hambar, sampai hampir ga makan daging selama di Taiwan
Faktor kehalalan makanan di Taiwan masih diragukan, membuat Wida jarang untuk mengkonsumsi daging. Mayoritas makanan tidak disertifikasi halal dan rata – rata dagingnya tidak disembelih secara syariat muslim membuat hal tersebut masih diragukan kehalalannya. Membuat Wida sehari – hari hanya makan seafood seperti udang, ikan, dan sempat juga menjadi vegetarian, seperti makan tuna yang terbuat dari jamur dan lainnya.
Hanya beberapa tempat tertentu yang menyediakan daging halal, namun hal itu membuat Wida merogoh kocek yang cukup besar. Seperti restoran Indonesia yang menyediakan daging halal satu potong ayam di hargai Rp75.000 , sedangkan untuk di restoran Turki harus mengeluarkan uang Rp100.000 – Rp150.000 per porsi, untuk mahasiswa termasuk sangat mahal sehingga dapat dihitung pakai jari berapa kali Wida makan daging.
Cita rasa makanan di Taiwan cukup berbeda jauh dengan Indonesia. Rasa makanannya cenderung tidak terlalu tasty karena orang – orang di Taiwan tidak suka makanan yang rasanya terlalu strong. Mereka suka makanan yang hanya dibumbui dengan lada, jahe, dan bawang putih. Awalnya aneh, namun karna terbiasa, jadi enak di badan karena dibandingkan Indonesia, jajanan di Taiwan cenderung sehat seperti hotpot yang isinya seafood dan sayuran dengan kuah sedikit bumbu jadi terbentuk sugesti, “oh ini sehat”.
Rekomendasi tempat yang wajib di kunjungi by Wida di Taiwan
Taiwan itu indah dari segi alam dan infrastruktur gedungnya di tempat wisata membuat pengunjung nyaman untuk datang. Tempat pertama bagi Wida yang wajib dikunjungi di kota Chiayi adalah Alishan. Alishan merupakan tempat kereta api bersejarah di Taiwan dengan visual kereta api yang masih otentik, dan juga adanya sejarah ketika Jepang menjajah Taiwan.
Tempat kedua ada di ibukota yaitu Taipei 101 Building, gedung tertinggi nomor 2 di dunia. Sebelum Burj Khalifah di Dubai, Taipei 101 pernah menjadi gedung tertinggi di dunia. Rasanya kurang afdol kalau ke Taiwan namun tidak mengunjungi Taipel 101 Building yang sangat ikonik. Lalu, kalau ke Taiwan jangan lupa mampir ke pantai. Salah satunya ada Pantai Kenting.
Informasi seputar Taiwan dari Wida Akasah
Perlu diketahui bahwa Taiwan adalah negara demokrasi penganut liberal, yang artinya mereka tidak akan mengurusi hidup orang lain asal tidak mengganggu. Seperti halnya muslim berhijab, LGBTQ, dan hal lain yang tidak mengganggu, termasuk HAM mereka tidak ambil pusing.
Sebagai informasi, Taiwan adalah negara di Asia pertama yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Dalam hal kriminalitas, Taiwan sangatlah aman. Contohnya yaitu ketika seseorang meletakan ponsel sesuka hati, maka benda itu tidak akan hilang.
Pengalaman teman Wida yang mengalami ponselnya pernah tertinggal di pendakian gunung tempat wisata selama berhari-hari, kemudian ponsel tersebut ditemukan, disimpan, dan dikembalikan oleh pengelola tempat tersebut.
Hal tersebut membuktikan bahwa penduduk Taiwan mempunyai prinsip kalau mereka tidak akan mengambil sesuatu yang bukan milik mereka. Wida pun pernah juga keluar sendirian pada saat malam hari dan aman tidak terjadi apapun. Jadi, menurutnya Taiwan salah satu negara yang aman untuk dikunjungi.
Itu dia cerita Wida Akasah di Taiwan, buat sobat KP yang mau solo travelling, cus langsung ke Taiwan karena dijamin amann!!